اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ- اَللهُ
أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ- اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ
اَللهُ أَكْبَرُ
اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ ِللهِ
كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ
وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ، وَنَصَرَ عَبْدَهُ، وَأَعَزَّ جُنْدَهُ، وَهَزَمَ
اْلأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ
مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ،
لاَ إِلهَ
إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ
الحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ حَرَّمَ الصِّياَمَ أَيّاَمَ
الأَعْياَدِ ضِياَفَةً لِعِباَدِهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلهَ إِلاَّ
اَللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ الَّذِيْ جَعَلَ الجَّنَّةَ
لِلْمُتَّقِيْنَ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَناَ وَمَوْلاَناَ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ االداَّعِيْ إِلىَ الصِّراَطِ المُسْتَقِيْمِ . اللَّهُمَّ صَلِّ
وَسَلِّمْ وَباَرِكْ عَلىَ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحاَبِهِ
وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنَ. أَماَّ بَعْد
فَيَآأَيُّهَاالمُؤْمِنُوْنَ وَالمُؤْمِناَتِ،
أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ، اتَّقُوْا
الله َحَقَّ تُقاَتِهِ وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Hadirin jama’ah sholat Id
rahimakumullah
Puji
dan syukur yang sedalam-dalamnya, dengan penuh perasan gembira dan khusuk, kita
sanjungkan kehadirat Allah SWT. Tuhan yang telah memanjangkan usia kita,
sehingga di pagi yang cerah ceria ini, kita dapat berkumpul bershaf-shaf
memenuhi masjid yang mulia ini untuk melaksanakan ibadah Sholat Idul Fitri 1 Syawal 1439 H secara berjama’ah. Pada hari inilah Allah SWT
memperlihatkan kemuliaan dan keagungannya. Seluruh umat di segenap penjuru
dunia, bersedia untuk bangkit secara serentak menggemakan dan mengumandangkan
takbir, tahlil dan tahmid. Itu semua merupakan realisasi rasa syukur, sebagai
ungkapan kesadaran, kalimat keyakinan, serta merupakan panji-panji kemenangan
dan kejayaan umat Islam.
الله
ُأَكْبَرُ- الله ُأَكْبَرُ- الله ُأَكْبَرُ- وَللهِ الْحَمْدُ
Jama’ah sholat Id yang berbahagia
Setelah satu bulan penuh kita
menunaikan ibadah puasa dan atas karunia-Nya pada hari ini kita dapat berhari
raya bersama, maka sudah sepantasnya pada hari yang bahagia ini kita
bergembira, merayakan sebuah momentum kemenangan dan kebahagiaan berkat limpahan
rahmat dan maghfiroh Allah SWT sebagaimana yang tersurat dalam sebuah hadis
Qudsi
اِذَا صَامُوْا
شَهْرَ رَمَضَانَ وَخَرَجُوْا اِلىَ عِيْدِكُمْ يَقُوْلُ اللهُ تَعَالىَ: يَا
مَلاَئِكَتِى كُلُّ عَامِلٍ يَطْلُبُ اُجْرَهُ اَنِّى قَدْ غَفَرْتُ لَهُمْ
فَيُنَادِى
مُنَادٌ: يَا اُمَّةَ مُحَمَّدٍ اِرْجِعُوْااِلَى مَنَازِلِكُمْ قَدْ بَدَلْتُ
سَيِّئَاتِكُمْ حَسَنَاتٍ فَيَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى: يَا عِبَادِى صُمْتُمْ لِى
وَاَفْطَرْتُمْ لِى
فَقُوْمُوْا مَغْفُوْرًا لَكُمْ
Artinya: “Apabila mereka berpuasa di bulan Ramadhan kemudian keluar untuk
merayakan hari raya, maka Allah pun berkata: Wahai malaikatku, setiap orang
yang mengerjakan amal kebajikan dan meminta balasannya sesungguhnya Aku telah
mengampuni mereka. Sesorang kemudian berseru: Wahai ummat Muhammad pulanglah ke
tempat tinggal kalian. Seluruh keburukan kalian telah diganti dengan kebaikan. Kemudian
Allah pun berkata: Wahai hambaku, kalian telah berpuasa untukku dan berbuka
untukku. Maka bangunlah sebagai orang yang telah mendapatkan ampunan.”
Hadirin rahimakumullah
Dalam suasana hati yang penuh suka cita,
dengan segala kebahagian yang terasa ini, marilah kita renungkan sejenak pada
hakikat makna ibadah yang telah kita lalui bersama, membuka mata hati kita yang
paling dalam dengan tidak membohongi diri sendiri. Benarkah selama sebulan
lamanya kita telah menjalankan ibadah puasa dengan penuh keta’atan, kepatuhan
dan hanya mengharap ridho-Nya? Luluskah kita dalam menghadapi ujian saat
kita berpuasa, membendung dan
menyingkirkan segala godaan nafsu angkara murka? Berhasilkah kita membersihkan
iman dari bintik-bintik kemaksiatan, kemunafikan, dan kemungkaran serta benci
dengan orang lain? Berapa kalikah kita Sholat Terawih, pernahkah kita tadarus
Al-Qur’an? Sudahkah kita merajut kembali tali silaturrahim yang pernah putus? Sudahkah
kita berbagi kepada Anak yatim, fakir miskin dan orang tua jompo? Dan sudahkah
kita mengeluarka zakat fitrah?
الله
ُأَكْبَرُ- الله ُأَكْبَرُ- الله ُأَكْبَرُ- وَللهِ الْحَمْدُ
Hadirin jama’ah sholat Id Yng
berbahagia
Fikirkan dan renungkan, kalau pertanyaan-pertanyaan
diatas hanya sedikit saja yang bisa kita
kerjakan, lalu pantaskah kita hari ini berhari raya, pantaskah kita hari ini
bergembira, pantaskah kita hari ini mendapatkan predikat taqwa, pantaskah kita
hari ini mendapat magfirah dari Allah SWT dan pantaskah kita hari ini menyebut
diri kita kembali dalam fitrah sucinya Idul Fitri, terlebih lagi hadirin
sekalian masih ada isak tangis
anak yatim yang meminta pakain baru yang belum kesampaian, masih banyak fakir
miskin, orang tua jompo yang hanya makan dan minum dengan linangan air mata.
Mereka semua butuh perhatian dan uluran
tangan kita, kalau tidak kita, siapa lagi dan kalau tidak sekarang kapan lagi,
belum tetu juga idul fitri tahun depan kita masih bisa bersama. Sudah banyak
bukti bahwa orang-orang terdekat kita, bapak ibu kita, saudara-saudara kita,
istri ataupun suami kita yang dulunya mengisi shaf-shaf terdepan sholat Id,
kini sudah tidak ada lagi, sudah terlebih dahulu meninggalkan kita menuju
pemilik yang hakiki Allah SWT.
Oleh karena itu Hadirin jama’ah sholat Id Yng
berbahagia marilah kita rangkul saudara-saudara kita yang tidak
sepenuhnya merasakan kemenangan Idul Fitri ini, anak-anak yatim yang teringat
akan kenangan hari raya terakhir bersama ayah dan ibunya, teringat akan pelukan
hangat ayahnya, teringat akan nasehat indah ibunya, juga seorang isetri yang
teringat akan suaminya di rantauan negeri orang, berjuang demi menghidupi
keluarga, banting tulang untuk membahagiakan anak keturunannya, seorang ayah
dan ibu yang merindukan sapaan manja anak-anak mereka, merindukan senyum manis mereka,
merindukan gelak tawa putra-putri mereka yang sudah tidak bersama lagi, juga seorang
suami ataupun isteri yang teringat sendau gurau bersama suami mapun istrinya yang
baru kemarin masih bersama, tapi sekarang tinggal sebuah kenangan hidup yang terukir
dalam tulisan batu nisannya saja, dan masih banyak lagi saudara-saudara kita
yang merasa Idul Fitri kali ini tersasa tidak sempurna. Namun percayalah hadirin
sekalian, bahwa semuanya itu akan tenteram kembali bila diiringi dengan
hati yang taqwa penuh kesabaran, karena sesungguhnya puasa yang kita jalanai
sebulan penuh lamanya ini merupakan ujian dari Allah untuk melahirkan insan
muttaqin di hari yang fitrah ini.
الله
ُأَكْبَرُ- الله ُأَكْبَرُ- الله ُأَكْبَرُ- وَللهِ الْحَمْدُ
Hadirin jama’ah sholat Id
rahimakumullah
Akhirnya marilah
kita ucapkan permohonan maaf kepada diri kita sendiri, sebelum kita meminta
maaf kepada orang lain, dengan ucapan :
Wahai MATA Maafkanlah kami, selama ini kau hanya kami gunakan untuk
melihat kilau kekurangan orang lain, aib orang lain serta dosa orang lain akan
tetapi, kami butakan kamu bila melihat kekurangan, aib dan dosa kami sendiri.
Wahai TELINGA Maafkanlah kami, selama ini kau hanya kami sumpali rongsokan
kata-kata kotor dan gosip-gosip yang mencela orang lain dan engkau kumekarkan
bila untuk membisikan keburukan dan menghina serta meremekan orang lain.
Wahai MULUT Maafkanlah kami, selama
ini kau hanya bisa kami buat membicarakan orang lain, menghina, melecehkan dan
mencemooh orang lain, yang mana kami bisa jadi lebih hina dari orang tersebut.
Wahai TANGAN Maafkanlah kami, selama ini kau hanya kami gunakan untuk
memegang barang-barang maksiat kepada Allah dan enggan untuk memegang
anjuran-anjuraNya.
Wahai KAKI Maafkanlah kami, selama ini kau hanya kami ajak kejalan sesat
syaitan durjana akan tetapi malas untuk melangkahkanmu kedalam kebanaran
perintah syariat.
جَعَلَنَا
اللهُ وَاِيَّاكُمْ مِنَ العَاءِدِيْنَ الفَاءِزِيْنَ السَّالِكِيْنَ
الغَانِمِيْنَ , وَاَدْخَلَنَا وَاِيَّاكُمْ فِى زُمْرَةِ عِبَادِهِ
الصَّالِحِيْنَ .
اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْم
. وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَى فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَى
وَقُلْ رَبِّ
اغْفِرْ وَالرْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ