Selasa, 27 Agustus 2019

Hubbuddunya


اَلحَمْدُلِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ, اَحْمَدُهُ  عَلَى صُنُوْفِ نِعْمُهِ. اَشْكُرُهُ عَلَى خَيْرِالْقَدْرِ وَشَرِّهِ. وَاسْتَزِيْدُهُ مِنْ جَزِيْلَ عَطَائِهِ وَبِرِّهِ.
 اَشْهَدُ اَنْ لَااِلَهَ اِلَّااللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً مَنْ اَوْجَدَهُ بَعْدَ عَدَمِهِ, وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَخِيْرَتُهُ مِنْ بَرِيَّتِهِ, اَلْمَخْصُوْصُ بِوَحْيِهِ وَرِسَالَتِهِ. اَللَّهُمُ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ المُوْفِيْنَ بِعَقْدِ ذِمَّتِهِ وَاِيْمَانِهِ.اَمَّابَعْدُ فَيَاعِبَادَ اللهِ اُوْصِيْكُمْ وَاِيَّايَ بِتَّقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

Hadirin Sidang Jum’at Rahimakumullah
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda kepada ‘Umar Radhiyallahu anhu yang diriwayatkan oleh imam Bukhari:

أَمَا تَرْضَى أَنْ تَكُونَ لَهُمُ الدُّنْيَا وَلَنَا الْآخِرَةُ؟
Tidakkah engkau ridha untuk mereka (orang-orang kafir) dunia sementara bagi kita akhirat?

أَوَفِي شَكٍّ أَنْتَ يَا ابْنَ الْخَطَّابِ؟ أُولَئِكَ قَوْمٌ عُجِّلَتْ لَهُمْ طَيِّبَاتُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا
Apakah engkau ragu wahai Ibnul Khatthab? Mereka adalah kaum yang disegerakan kebaikan-kebaikan untuk mereka di kehidupan dunia ini [Bukhri]

Hadirin Rahimakumullah

إِذَا رَأَيْتَ اللهَ يُعْطِي الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا عَلَى مَعَاصِيْهِ مَا يُحِبُّ، فَإِنَّمَا هُوَ اسْتِدْرَاجٌ، ثُمَّ تَلَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّىٰ إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ

"Jika engkau melihat Allah memberi kepada seorang hamba apa yang disukainya di dunia padahal dia berbuat maksiat, maka itu adalah istidraj. Kemudian Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam membaca ayat “Maka ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu (kesenangan) untuk mereka. Sehingga ketika mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka secara tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam putus asa.” [Ahmad]

Rasulullah SAW juga bersabda :

لَوْ كَانَتِ الدُّنْيَا تَزِنُ عِنْدَ اللَّهِ جَنَاحَ بَعُوضَةٍ، مَا سَقَى كَافِرًا مِنْهَا شَرْبَةَ مَاءٍ

“Seandainya dunia ini sama nilainya dengan sayap nyamuk di sisi Allah. Niscaya Ia tidak akan memberikan minuman dari dunia itu kepada orang kafir, meskipun hanya seteguk air” [Tirmidzi]

Hadirin Rahimakumullah

Dari beberapa hadits diatas dapat kita simpulkan bahwa betapa tidak ada nilainya dunia dan isinya, sampai-sampai Rasulullah SAW mengatakan bahwa dunia ini tidak lebih berharga dari sehelai sayap nyamuk, lalu mengapa manusia berlomba-lomba mengejarnya? Dan bahkan tidak sedikit diantar kebanyakan manusian rela mengorbankan agamanya demi mencari kesenangan dunia. Padahal harta, tahta, jabatan dan semua yang menyangkut duniawi tidak akan kita bawa mati dan tidak akan pernah bisa menyelamatkan kita dari siksa negeri yang kekal nan abadi yaitu negeri akhirat.

Pertanyaanya Hadirin sekalian  apakah kita tidak boleh mengejar dunia ? Jawabannya sudah pasti boleh, yang tidak diperbolehkan itu bekerja untuk dunia tapi melupakan ibadah kepada Allah, bekerja untuk kenikmatan dunia tapi tidak melaksanakan ibadah puasa dan perintah-perintah Allah lainnya, bekerja untuk kesenangan dunia lalu kemudian setelah kita mendapatkan rizqi yang cukup dan melimpah kita menjadi takabbur, sombong, lupa kepada kewajiban-kewajiban syariat islam. Inilah yang disebut dengan tipu daya syaitan yang ingin menyesatkan manusia, membuat manusia menjadi hubbuddunya, lebih mementingkan dunia dari pada kehidupan akhirat. Nauzubillah min dzalik. Allah SWT berfirman :

$pkšr'¯»tƒ â¨$¨Z9$# ¨bÎ) yôãur «!$# A,ym ( Ÿxsù ãNä3¯R§äós? äo4quysø9$# $u÷R9$# ( Ÿwur Nä3¯R§äótƒ «!$$Î/ ârátóø9$# ÇÎÈ 
Wahai manusia, Sesungguhnya janji Allah adalah benar, Maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syaitan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah. (QS. Fatir : 5)


Akhirnya Hadirin Rahimakumullah marilah kita introspeksi diri, memperbanyak istigfar, memperbanyak sedekah, memperbanyak amal kebajikan yang bisa mendekatkan dan mempererat hubungan kita dengan sang pencipta dan kepada sesama makhluk ciptaannya, marilah juga kita hindari penyakit-penyakit hati (ujub, riya, takabbur, sum’ah, hasad dan penyakit hati lainnya) agar ibadah puasa yang kurang lebih 5 hari lagi akan kita laksanakan dapat kita jalani dengan tulus ikhlas serta penuh keimanan sehingga dapat menambah ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Amin ya rabbal alamin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْاَنِ عَظِيْمِوَنَفَعْنِيْ وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلَايَةِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِوَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمَنْكُمْ  تَلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَالسَّمِيْعُ الْعَلِيْماَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُاللَه الْعَظِيْمِ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتُ وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتُ فَاسْتَغْفِرُوْهُ اِنَّهُ هُوَ الْغَفُرُ الرَّحِيْمِ.